Pengertian dan Sifat Koligatif Larutan
![]() |
Sifat Koligatif larutan |
A. Pengertian Sifat Koligatif
Istilah koligatif sendiri berasal dari bahasa latin yang memiliki arti kolega ataupun kelompok.
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya (apakah partikel terlarut merupakan molekul atau ion akan sama saja).
Artinya, Sifat koligatif hanya bergantung pada jumlah partikel atau kelompok partikel zat terlarut dalam larutan.
Larutan 0,1 mol urea dalam 1 kilogram air dan larutan 0,1 mol glukosa dalam 1 kilogram air mempunyai penurunan titik beku yang sama karena mempunyai jumlah partikel zat terlarut yang sama.
Sebagaimana diketahui, 0,1 mol urea dan 0,1 mol glukosa mempunyai jumlah partikel (molekul) yang sama, yaitu 6,02 x 10²² molekul.
Yang perlu dipahami disini ialah zat terlarut dengan jumlah mol yang sama tidak selalu menghasilkan jumlah partikel yang sama dalam larutan. Ada kalanya beberapa molekul atau partikel zat terlarut mengelompok, sehingga jumlah partikel menjadi lebih sedikit dari yang diperkirakan.
Di lain pihak, khususnya untuk larutan elektrolit, jumlah partikel di dalam larutan akan lebih banyak karena zat elektrolit terurai menjadi ion-ion.
Dari hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan elektrolit akan berbeda dengan sifat larutan nonelektrolit.
B. Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif terdiri dari:
1. Tekanan Uap
Tekanan uap suatu zat adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh zat itu. Untuk diketahui, semakin tinggi suhu maka akan semakin besar tekanan uap.
Hal ini lantaran kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik molekul-molekul cairan bertambah besar, sehingga lebih banyak molekul yang dapat meninggalkan permukaan cairan memasuki fase gas. Akibatnya, konsentrasi uap semakin besar dan dengan demikian tekanan uap semakin besar.
Jika zat terlarut tidak menguap maka tekanan uap larutan menjadi lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Selisih antara tekanan uap pelarut murni (P⁰) dengan tekanan uap larutan (P) disebut penurunan tekanan uap larutan (∆P). Dapat dituliskan sebagai berikut:
∆P = P⁰ - P
Menurut Raoult, jika zat terlarut tidak menguap, maka penurunan tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol terlarut, sedangkan tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut.
P = Xpel * P⁰
∆P = Xter * P⁰.
2. Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Larutan mempunyai titik didih lebih tinggi daripada pelarutnya dan larutan mempunyai titik didih beku lebih rendah daripada pelarutnya.
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih. Sedangkan selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku.
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku sebanding dengan kemolalan larutan. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan dapat dijelaskan dengan diagram fase.
3. Tekanan Osmotik/Osmosis
Osmosis adalah perembesan molekul pelarut dari pelarut murni ke dalam suatu larutan atau dari larutan yang lebih encer ke larutan yan lebih pekat melalui selaput semipermeabel.
Tekanan osmotik adalah besarnya tekanan yang harus diberikan pada permukaan suatu larutan untuk mencegah terjadinya osmosis. Tekanan osmotik larutan sebanding dengan kemolarannya.
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonik. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih besar disebut hipertonik, sedangkan larutan yang tekanan osmotiknya lebih rendah disebut hipotonik.
Penutup
Demikian pembahasan terkait pengertian dan sifat koligatif larutan. Bila kamu ada pertanyaan, silahkan tulis di kolom komentar.